Nyeri haid, atau dismenore, sering kali menjadi pengalaman yang menyakitkan dan mengganggu bagi banyak wanita. Ada klaim yang sering beredar bahwa rasa sakit akibat nyeri haid setara dengan rasa sakit yang dialami selama serangan jantung. Pernyataan ini membuat banyak orang terkejut dan bertanya-tanya apakah benar intensitas nyeri haid bisa disamakan dengan nyeri yang dirasakan saat mengalami kondisi medis yang serius seperti serangan jantung.
Nyeri Haid dan Intensitasnya
Nyeri haid adalah gejala umum yang dialami oleh banyak wanita setiap bulan. Biasanya, nyeri ini muncul di bagian bawah perut dan bisa menjalar ke punggung bawah serta paha. Nyeri haid dapat bervariasi dari yang ringan hingga sangat parah, tergantung pada individu. Pada beberapa wanita, nyeri haid hanya sedikit mengganggu, sedangkan pada yang lain, rasa sakitnya bisa sangat hebat sehingga mereka harus beristirahat atau bahkan tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Penyebab utama nyeri haid adalah kontraksi rahim yang kuat. Saat menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan lapisan dalamnya (endometrium). Proses ini dipicu oleh hormon yang disebut prostaglandin. Semakin tinggi kadar prostaglandin, semakin kuat kontraksi rahim, yang menyebabkan nyeri haid yang lebih intens.
Nyeri Haid vs. Nyeri Serangan Jantung
Perbandingan antara nyeri haid dan nyeri serangan jantung sering kali digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan betapa menyakitkannya pengalaman menstruasi bagi beberapa wanita. Namun, dari sudut pandang medis, nyeri yang dirasakan saat serangan jantung memiliki karakteristik yang berbeda.
Nyeri akibat serangan jantung, atau angina, biasanya terasa seperti tekanan atau rasa berat di dada, sering kali disertai dengan nyeri yang menjalar ke lengan, leher, rahang, atau punggung. Serangan jantung merupakan kondisi medis darurat yang mengancam nyawa, sedangkan nyeri haid, meskipun bisa sangat menyakitkan, biasanya tidak dianggap berbahaya.
Namun, klaim bahwa nyeri haid setara dengan nyeri serangan jantung pertama kali dipopulerkan oleh Dr. John Guillebaud, seorang profesor kesehatan reproduksi di University College London, yang menyatakan bahwa beberapa wanita melaporkan bahwa nyeri haid mereka terasa “setara dengan serangan jantung”. Hal ini menggambarkan bahwa, meskipun sifat kedua jenis nyeri tersebut berbeda, intensitas nyeri haid pada beberapa wanita dapat mencapai tingkat yang sangat menyakitkan dan melemahkan, sehingga membutuhkan perhatian medis.