Sifilis kongenital adalah kondisi saat seorang bayi lahir dengan infeksi sifilis karena ibu hamil yang terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, penyebab sifilis. Sifilis kongenital dapat menyebabkan sejumlah gejala yang dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan kondisi ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan bayi yang terinfeksi.
Gejala Sifilis Kongenital:
- Ruam Kulit:
- Ruam yang Umum: Salah satu gejala paling umum dari sifilis kongenital adalah ruam pada kulit yang dapat muncul pada tubuh bayi. Ruam ini dapat berbentuk bercak merah, bersisik, atau melepuh, dan sering kali muncul pada telapak tangan dan kaki.
- Ruam pada Alat Kelamin: Bayi perempuan dengan sifilis kongenital juga dapat mengalami ruam di sekitar area genital.
- Lesi Mukosa:
- Sariawan: Lesi mukosa di mulut, bibir, atau alat kelamin bayi adalah gejala umum sifilis kongenital. Lesi ini dapat berbentuk sariawan atau luka terbuka.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening:
- Pembengkakan: Kelenjar getah bening bayi yang terinfeksi sifilis kongenital dapat mengalami pembengkakan. Pembengkakan ini biasanya terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi.
- Hidung dan Tenggorokan:
- Rhinorrhea: Bayi dengan sifilis kongenital dapat mengalami rinorea atau keluarnya lendir dari hidung.
- Stridor: Gejala lain yang mungkin terjadi adalah stridor, yaitu suara napas berisik karena adanya sumbatan di saluran napas.
- Hepatosplenomegali:
- Pembesaran Hati dan Limpa: Sifilis kongenital dapat menyebabkan pembesaran hati (hepatomegali) dan limpa (splenomegali). Ini dapat terdeteksi melalui pemeriksaan fisik oleh dokter.
- Gangguan Tulang dan Gigi:
- Deformitas Tulang: Bayi dengan sifilis kongenital juga dapat mengalami deformitas tulang, seperti tibia atau fibula yang melengkung.
- Gigi Hutchinson: Gigi Hutchinson, yaitu gigi yang memiliki bentuk tidak normal dan gigi seri yang mengalami penyusutan pada ujungnya, seringkali terlihat pada bayi yang terinfeksi.
- Gangguan Mata:
- Gangguan Mata: Sifilis kongenital dapat menyebabkan gangguan pada mata, termasuk keratitis dan iritis, yang dapat memengaruhi penglihatan bayi.
- Gangguan Sistem Saraf:
- Neurologis: Pada kasus yang lebih parah, sifilis kongenital dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, yang dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan, kejang, atau masalah neurologis lainnya.
Penting untuk dicatat bahwa gejala sifilis kongenital dapat muncul pada beberapa minggu setelah kelahiran atau bahkan bisa tertunda hingga beberapa tahun. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin selama kehamilan dan pemeriksaan bayi setelah kelahiran sangat penting untuk mendeteksi dan mengobati sifilis kongenital sejak dini. Pengobatan sifilis pada bayi melibatkan antibiotik, terutama penisilin, yang dapat membantu mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi serius.